Posted by : MentorKita Rabu, 17 Agustus 2016


Key Word : Islam, Rasulullah, Mendidik, Akhlak, Ilmu, Ujuan, Kehidupan
Penulis : Muhammad Rizqan Akbar



“Sungguh telah ada bagi kalian pada diri Rasulullah suri teladan yang baik bagi orang yang berharap kepada Allah, hari akhir dan bagi orang yang banyak mengingat Allah.” (Al-Ahzab: 21)

Rasulullah Saw adalah model manusia paling agung, paling indah lahir dan batinnya, akhlak dan perbuatannya, menurut penelitian Michael Hart, Muhammad adalah orang yang paling berpengaruh di dunia. Allah memerintahkan umat muslim untuk menjadikan Rasulullah sebagai suri tauladan, Allah lah yang telah mempersiapkan Muhammad Saw untuk menjadi seorang Rasul, nabi terakhir, pembawa risalah terakhir, pembawa cahaya kebenaran, cahaya penyempurna cahaya-cahaya sebelumnya, Allah lah yang telah mendidik Rasulullah Saw sepanjang hidupnnya, semenjak kecil hingga menjadi manusia yang begitu agung.

Ketika Rasulullah Saw lahir, beliau sudah tidak memiliki ayah, Abdullah, ayah Rasulullah Saw telah meninggal dunia sebelum beliau lahir, demikian pendapat mayoritas ahli sejarah, ada juga yang berpendapat bahwa Abdullah meninggal dunia dua bulan setelah kelahiran Rasulullah, yang pasti, Rasulullah Saw tidak pernah bertemu dengan ayahnya sepanjang hidupnya di dunia, beliau lahir dalam keadaan yatim, itu ujian pertama Rasulullah Saw ketika pertama menghirup udara dunia. Pada hari ketujuh setelah kelahiran, beliau dikhitan sebagaimana orang-orang Arab biasa melaksakannya, pada hari itu ketujuh itu juga, beliau diberi ASI pertama oleh wanita lain setelah ibunya, oleh Tsuwibah, salah seorang hamba sahaya Abu Lahab. Setelah itu juga Rasulullah Saw disusui oleh seorang wanita dari bani Sa’ad bin Bakar, yaitu Halimah binti Abu Duaib Abdullah bin al-Harits. Allah pasti memiliki “maksud” memberikan Rasulullah Saw air ASI yang berbeda-beda. Rasulullah Saw berada di asuhan Halimah hingga beliau berusia 4 tahun.

Pada usia 4 tahun terjadi pembelahan dada Nabi Saw, Dari Anas berkata, “Ketika Rasulullah Saw bermain bersama teman-temannya, beliau didatangi malaikat Jibril. Jibril memegang beliau dan menelentangkannya. Kemudian di membelah dadanya dan mengeluarkan hati beliau. Seraya berkata, ‘ini adalah bagian setan yang ada pada dirimu.’ Lalu, Jibril mencucinya dalam wadah dari emas dengan menggunakan airu zamzam, dan memasukkannya ke tempat semula. Anak-anak yang lain berlarian ke ibu susuannya masing-masing dan mengatakan bahwa Muhammad telah dibunuh. Mereka pun mendatangi beliau, dan menemukan beliau dalam keadaan baik dengan wajah yang semakin berseri-seri. Anas berkata, ‘Sungguh aku pernah melihat bekas pembelahan tersebut di dadanya’ “(H.R. Muslim)

Kejadian pembelahan dada membuat Halimah khawatir sehingga dia mengembalikan Rasulullah Saw kepada ibundanya, Aminah, sampai berusia 6 tahun.

Aminah merasa perlu untuk mengenang suaminya yang telah meninggal dunia, maka dia berziarah ke makam suaminya di Yatsrib. Berangkatlah Aminah dari Mekah menempuh jarak 500 km menuju Yatsrib bersama putranya, Muhammad SAW disertai pembantunya wanita Ummu Aiman. Ketika perjalanan pulang mereka singgah di kota Abwa, sebuah kota antara Mekah dan Madinah karena Aminah menderita sakit parah, dan di tanah abwa ini ibunda Rasulullah Saw meniggal dunia. Rasulullah kembali kepada kakeknya di Mekah. Kakeknya meninggal pada saat Rasulullah berusia 8 tahun. Berarti, secara garis besar Rasulullah selama 4 tahun berada dalam asuhan Halimah, selama 2 tahun asuhan ibundanya, selama 2 tahun berada pada asuhan kakeknya, dan hingga usia 40 tahun beliau berada di bawah  lindungan pamannya, pergantian fase itu dimulai ketika orang yang dicintai Rasulullah meninggal dunia, yaitu ibu, kakek, hingga pamannya kelak.

Pada permulaan masa remajanya, Rasulullah tidak memiliki pekerjaan tetap. Menurut banyak riwayat mengatakan bahwa beliau menggembala domba di bani Sa’ad dan juga Mekah dengan imbalan beberapa dinar, beberapa sumber mengatakan ketika usia beliau berumur 5 tahun. Nabi-nabi sebelumnya juga memiliki pekerjaan sebagai penggembala domba. Jika ditelusuri, ternyata menggembala domba adalah kegiatan yang penuh pelajaran dan hikmah di dalamnya, Rasulullah dilatih untuk memberi kasih sayang kepada makhluk, tanpa kasih sayang kepada makhluk, beliau tidak akan bisa menggembala domba dengan baik. Dari menggembala domba Rasulullah Saw juga dilatih untuk bertanggung jawab, tanggung jawab menjaga domba dari terkaman serigala-serigala. Dari sisi sosial,  Rasulullah Saw juga belajar berinteraksi dengan orang, yaitu para penggembala domba lain. Menggembala domba dilakukan di padang pasir dan rumput yang luas, membuat Muhammad cilik dapat bergerak dengan bebas, berlari, melombat, dapat merasakan bentang alam yang luas, gemintang yang indah, angin, pergantian siang malam, bentang alam yang luas itu merupakan tempat yang baik bagi Muhammad untuk merenungi kebesaran alam ini, dan ada apa dibalik semua ciptaan ini. Menggembala domba ini melatih Nabi untuk nantinya menjadi manusia yang memiliki tanggung jawab yang sangat besar kepada umatnya sebagai orang terpilih.

Ketika usia Rasulullah Saw menginjak 12 tahun, ada pendapat mengatakan lebih 2 bulan 10 hari, Abu Thalib(paman Rasulullah) mengajak Rasulullah melakukan perjalanan dagang ke kota Syam yang saat itu negeri Syam sedang berada di bawah kekuasaan Romawi. Dengan berdagang, Rasululullah Saw dapat  melihat bagaimana kondisi masyarakat pada saat itu, berkomunikasi, kejujuran, Rasul juga terbiasa beradaptasi karena perjalanan dagang itu mengantarkannya ke tempat yang belum pernah dikunjunginya, bertemu dengan berbagai macam orang, Nabi dilatih untuk memahami berbagai macam watak orang yang ditemuinya saat berinteraksi dan berdagang.

Pada usia 20 tahun, terjadi peperangan antara bani Quraisy bersama bani Kinanah berhadapan dengan pihak Qais Ailan. Peperangan tersebut terjadi di pasar Ukaz dan dikenal dengan perang Fijar. Rasulullah ikut dalam perang tersebut membantu pamannya dalam menyediakan untuk dilemparkan kepada musuh, pada kejadian perang ini Rasul dilatih secara fisik dan mentalnya dalam kondisi-kondisi sulit.

Begitulah sedikit garis besar perjalanan Rasulullah Saw dari masa kecilnnya, remaja, hingga menginjak dewasa, beliau berkembang dengan ujian demi ujian, ujian-ujian itu membuat beliau semakin kuat dan terasah dalam menghadapi kehidupan.  Beliau berkembang dengan kegiatan-kegiatan yang mendidik beliau menjadi manusia yang kuat secara fisik, cerdas secara pemikiran, dan mantap secara spiritual. Akhirnya beliau menjadi manusia paling hebat sepanjang zaman, seorang pemimpin yang adil, bisnisman ulung, suami yang baik, panglima perang tangguh, sahabat yang setia, dan lain sebagainya. Ini merupakan bagian dari skenario Allah sendiri Yang Maha Menentukan dan Maha Memelihara dalam Mendidik RasulNya menjadi manusia agung dan mulia. Semoga kita bisa meneladani Rasulullah Saw sebagai umatnya yang sangat dicintainya ini.



Allahua’lam 

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © MentorKita - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -