Posted by : MentorKita
Senin, 15 Agustus 2016
Key Word : Angka penting, sesatan, toleransi, pengukuran, besaran fisika,
ketidakpastian, Statistika
Mengukur merupakan proses
membandingkan suatu besaran yang dimiliki suatu objek dengan cara membaca
skala. Tujuan pengukuran adalah menentukan nilai besaran ukur dari suatu objek
yang sedang ditinjau atau diobservasi. Hasil pengukuran merupakan nilai
taksiran besaran ukur. Setiap melakukan pengukuran untuk suatu objek, nilai
pengukurannya tidak pernah tetap dan mempunyai taksiran nilai. Karena hanya merupakan
taksiran maka setiap hasil pengukuran mempunyai kesalahan yang disebut nilai
sesatan atau penyimpangan. Penulisan nilai pengukuran dan sesatannya harus
mengikuti aturan angka penting (Baca lebih lanjut di : Aturan Angka Penting).
Kesalahan pengukuran ada tiga macam:
1. Kesalahan Sistematis
a.
Kesalahan Kalibrasi
Kesalahan kalibrasi disebabkan oleh penyesuaian kembali perangkat
pengukuran dengan besaran dari standar akurasi semula yang belum tepat.
b.
Kesalahan Titik Nol (0) atau datum
Hal ini terjadi karena titik nol
skala tidak berimpit dengan titik nol jarum penunjuk.
c.
Kelelahan Alat / Alat Aus
Dikarenakan alat sering dipakai terus menerus sehingga alat tidak akurat
lagi. Contoh: pegas yang mulai mengendur; jarum penunjuk pada voltmeter
bergesekan dengan garis skala.
d.
Kesalahan Paralaks/Paralax (Sudut Pandang)
Ketika membaca nilai skala, pembaca berpindah tempat / tidak tepat
melihatnya / obyek yang dilihat berbeda dengan obyek pertama yang diamati.
e.
Kondisi Lingkungan
Ketika melakukan pengukuran, kondisi lingkungan berubah sehingga tidak
bisa dilakukan pengukuran seperti biasa. Seperti terjadi perubahan suhu
sehingga objek yang diamatu memuai.
f. Ketelitian alat
Ketelitian dari suatu alat berbeda-beda sehingga akan menyebabkan
perbedaan pengukuran ketika menggunakan alat ukur yang berbeda, contoh : ketelitian mistar 0.1 dan ketelitian
micrometerskrup 0.001
2.
Kesalahan Rambang (Kesalahan yang Tidak Dapat Dikendalikan)
Disebabkan karena adanya sedikit fluktuasi pada kondisi-kondisi
pengukuran.
Contoh : fluktuasi tegangan listrik, gerak brown molekul udara, landasan
obyek bergetar.
3.
Keteledoran atau Keterbatasan Pengamat
Keterbatasan pengamat dalam membaca hasil pengukuran.
Suatu nilai sesatan atau penyimpangan ditulislan dengan
lambing ( + ) yang menandakan bahwa ini merupakan nilai penyimpangan
dari data pengukuran yang dilakukan. Dalam dunia teknik batas dari penyimpangan
pengukuran yang diizinkan disebut dengan toleransi. Untuk menghindari nilai
penyimpangan yang besar suatu pengukuran data dilakukan berkali-kali dan nilai
sesatannya dihitung secara statistika.