Posted by : MentorKita
Minggu, 31 Juli 2016
Key Word : Al-Quran,
Hafalan, Lupa, Maksiat, Murojaah
Al-Quran merupakan kitab suci yang diturunkan
oleh Allah yang maha suci. Para penghafal Al-Quran merupakan penjaga kitab
Al-Quran yang memiliki keutamaan dengan
hafalannya (Baca juga : Kemuliaan Penghafal Al-Quran). Mungkin banyak diantara pembaca yang
telah mulai menghafal Al-Quran dengan berbagai metode (Baca juga : Metode mudah manghafal Al-Quran) dan telah hafal beberapa
juz atau bahkan telah hafal seluruh juz. Tatapi terkadang ketika kita mengulang
hafalan terdapat beberapa ayat yang lupa, termasuk penulis sendiri terkadang
lupa dengan beberapa ayat ketika mengulang hafalan.
Berdasarkan pernyataan dari ulama yang telah benar-benar hafal
Al-Quran, terdapat beberapa perbuatan kita yang dapat menghilangkan hafalan
Al-Quran kita, diantaranya :
1.Maksiat
Imam Syafi'i berkata, “Aku pernah
mengadukan kepada Waki’ tentang jeleknya hafalanku. Lalu beliau menunjukiku
untuk meninggalkan maksiat. Beliau memberitahukan padaku bahwa ilmu
adalah cahaya dan cahaya Allah tidaklah mungkin diberikan pada ahli maksiat (I’anatuth
Tholibin, 2: 190).
Hafalan qur'an adalah hidayah dan cahaya Allah
yang hanya bisa menetap pada hati yang bersih. Maksiat dan dosa adalah hal yang
akan mengotori hati pelakunya. Sehingga, maksiat akan mengikis hafalan dan
menjadikannya lupa. Rasulullah S shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا أَذْنَبَ كَانَتْ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فِى قَلْبِهِ فَإِنْ تَابَ وَنَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ صُقِلَ قَلْبُهُ فَإِنْ زَادَ زَادَتْ فَذَلِكَ الرَّانُ الَّذِى ذَكَرَهُ اللَّهُ فِى كِتَابِهِ كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Sesungguhnya apabila seorang yang beriman berbuat satu
kesalahan (dosa), maka akan ditulis noktah hitam di hatinya. Tetapi jika ia
menahan dirinya (dari perbuatan maksiat), meminta ampun kepada Allah dan
bertaubat, maka hatinyapun akan bersih kembali, dan jika ia berbuat kesalahan
lagi, maka akan ditambah titik hitam tersebut di hatinya, sehingga titik-titik
itu memenuhi hatinya. Dan itulah ‘raan’ yang difirmankan Allah “Sekali kali
tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka.” QS Al-Muthaffiffiin:14 [Hadits hasan shahih diriwayatkan
oleh At-Tirmidzi (no.3334), Ahmad (II/297), Al-Hakim (II/517), Ibnu Majah
(no.4244) dan Ibnu Hibban (dalam At-Ta’liiqaatul Hisaan, no.926 dan 2776)]
2.Malas mengulang hafalan
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, “Permisalan
Shahibul Qur’an itu seperti unta yang diikat. Jika ia diikat, maka ia akan
menetap. Namun jika ikatannya dilepaskan, maka ia akan pergi” (HR. Muslim
789).
Untuk mengikat Al-Quran, Imam Al 'Iraqi
menjelaskan bahwa Nabi mengibaratkan bahwa mempelajari al qur'an itu harus
terus-menerus dan membacanya pun harus terus-menerus. Nah, membaca dan
mempelajari terus menerus adalah bagian dari mengikat al qur'an supaya tidak
terlepas. Imam Al Qurthubi pun menyatakan bahwa "Hal yang
pertama harus dilakukan oleh shahibul qur'an adalah mengikhlaskan niatnya dalam
mempelajari Al Qur’an, yaitu hanya karena Allah ‘Azza wa Jalla semata,
sebagaimana telah disebutkan. Dan hendaknya ia mencurahkan jiwanya untuk
mempelajari Al Qur’an baik malam maupun siang hari, dalam shalat maupun di luar
shalat, agar ia tidak lupa” (Tafsir Al Qurthubi, 1/20). (Kunjungi
juga : MP3 Hafalan Al-Quran)
3.Tergesa-gesa
Tergesa-gesa ketika menghafal qur'an dan hanya
mengejar kuantitas ayat akan menyebabkan hafalan kita lemah. menghafal dengan
tergesah-gesah mungkin akan membuat kita cepat dalam menghafal Al-Quran
tetakualitas dari hafalan kita akan kurang baik sehingga akan lebih cepat lupa.
4.Niat yang tidak ikhlas
Modal yang utama saat menghafal qur'an adalah mendekatkan diri
kepada Allah ta'ala. Jadi, jangan sampai niat utama menghafal qur'an berbelok
menjadi ingin mendapatkan keuntungan duniawi, hadiah, atau kedudukan. Karena
mungkin saja, niat yang salah itu membuat hafalan qur'an yang merupakan hidayah
dari Allah tidak hadir dalam hati kita. Na'udzubillah.
Semoga kita bisa menjadi penghafal qur'an dan
penjaga Al-Quran yang benar-benar hafal dan mengamalkannya.
Allahu a'lam.